WhatsApp Facebook Google+ Twitter BBM

Perubahan Iklim, Pj. Gubernur NTT Katakan Belum Darurat El Nino

Metronewsntt.com 23-01-2024 || 17:57:45

Pj.Gubernur NTT sementara menyerahkan bantuan di Kabupaten Kupang

Metronewsntt.com,Kupang- Perubahan iklim yang melanda wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), berdampak pada ancaman ketahanan pangan yang disebabkan fenomena El Nino. Akibat fenomena tersebut berbuntut pada gagal tanam dan gagal panen para petani.

Pj. Gubernur NTT, Ayodhia G.L Kalake, SH, MDC, menjelaskan Pemerintah Daerah (Pemda) saat ini sedang melakukan pendataan daerah-daerah yang terdampak ekstrim.

"Saat ini pemerintah sedang mendata wilayah-wilayah yang terdampak ekstrim akibat perubahan dari dampak El-Nino," jelas Ayodhia saat usai mengelar Media Gathering, Senin (22/1/2024).

Menurut Ayodhia, perubahan status siaga ke darurat belum diperlukan walaupun sejumlah kepala daerah maupun BMKG sudah melaporkan kondisi petani gagal tanam dan gagal panen akibat curah hujan yang menurun.

Musim tanam saat ini telah bergeser hampir mencapai 2 bulan. Yang mana, musim tanam biasanya terjadi pada dasarian tiga Oktober dan dasarian 1 dan 2 November. Kini di tahun 2024, pada dasarian 1 Januari baru mulai nampak hujan.

Ayodhia mengakui, curah hujan yang sedikit Ini berpengaruh pada luas tanam. Namun pemerintah sudah menyiapkan program sumur bor yang akan membantu memenuhi ketersediaan air bagi petani.

"Salah satu upaya yang saat ini dilakukan pemerintah yakni dengan membangun sumut bor dan akan disebar di beberapa wilayah pertanian sehingga diharapkan dapat menyediakan pasokan air bagi petani selama masa El Nino ini," pungkasnya.

Berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG, para petani di wilayah Sumba bagian timur, Flores bagian tengah sampai bagian timur, seluruh Pulau Timor, petani sudah harus mempersiapkan melakukan penanaman, pada awal Januari 2024.

Mengantisipasi situasi ini, pemerintah telah meminta bantuan berupa benih ke pemerintah pusat untuk diberikan kepada petani yang mengalami gagal tanam.

Pemerintah juga siapkan alternatif komoditas selain padi seperti jagung dan kacang-kacangan dan juga benih-benih holtikultura yang adalah pangan lokal.

"Kita sudah melakukan evaluasi serta melaporkan ke pemerintah pusat, terkait ancaman gagal tanam petani di NTT. Kita akan menyiapkan bibit komoditas alternatif yang akan membantu petani. Kita lihat perkembangan satu hingga dua bulan ke depan," tutupnya. (mnt/*)


Baca juga :

Related Post