Kerusakan akibat badai Seroja di wilayah Kecamatan Kupang Timur
Metronewsntt.com, Oelamasi - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang selain tetap menyalurkan bantuan darurat kepada korban Bencana Seroja, juga mulai fokus pada penyiapan semua kelengkapan rencana pemulihan dini dan rencana rehab/rekonstruksi pasca bencana.
Ketua Posko Bencana Siklon Tropis Seroja kabupaten Kupang Ir. Obet Laha dalam rilis kepada media mengatakan. Tim pengkajian kebutuhan Pasca Bencana (JITUPASNA) telah dibentuk.
“Secara internal telah kita bahas secara teknis pendataan dan pengkajian semua sektor yang mengalami kerusakan atau terdampak bencana pada 5 April 2021. Rencananya tim ini akan bekerja secara marathon selama 3 hari sejak besok”.kata Sekda Kabupaten , Rabu (21/4) kemarin.
Menurut dia, Camat dan Kades beserta Kapolsek /Danramil yang ada di wilayah bisa menugaskan tim pendamping yang dilengkapi Babinsa dan Kamtibmas agar seluruh proses pendataan bisa berjalan baik.
“Melalui pendataan tim JITUPASNA kita bisa peroleh data yang akurat by name by addres sesuai kategori kerusakan”, kata dia.
Data yang dikumpulkan akan dianalisa untuk menghasilkan nilai kerugian dan kerusakan yang dialami saat bencana terjadi.
Lebih jauh ia menjelaskan, jika sampai saat ini masih ditemui adanya informasi yang kontraproduktif dalam upaya penanggulangan bencana kepada seluruh masyarakat kabupaten Kupang, maka diminta untuk tidak mempedulikannya.
“Anggap saja informasi itu keliru, belum tentu benar dan mungkin saja dihembuskan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab”, ujarnya.
Ia mengaku, Pemerintah akan tetap berupaya secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat korban bencana. Jika ada yang belum tersentuh bantuan silahkan menghubungi Camat , Kades dan Lurah setempat, atau bisa juga silahkan datang langsung ke Poskobencana Kabupaten Kupang dengan membawa data korban dan kebutuhan yang diminta.
“Percaya semuanya akan kita bantu. Bantuan yang diberikan juga disesuaikan dengan standar pelayanan tanggap darurat yang ditetapkan Pemerintah”, katanya.
Lebih jauh dikataknya, dalam proses pemulihan dini setelah badai Seroja yang melanda wilayah Kabupaten Kupang 5 April 2021, Bupati Kupang telah menetapkan Sektor perumahan menjadi prioritas agar masyarakat bisa kembali menetap di rumahnya masing-masing dengan aman.
“Untuk maksud tersebut kita dari Posko Tanggap Darurat telah merekap seluruh data kerusakan rumah. Data tersebut telah kami serahkan ke tim BNPB untuk diverifikasi. Hasil verifikasi akan diuji publik melalui pengumuman di kantor desa atau Lurah setempat selama 14 hari. Hal ini kita lakukan sesuai arahan dalam edaran Kepala BNPB”, jelasnya.
Menurut dia, dalam verifikasi kerusakan rumah banyak data yang tidak bisa diakomodir karena berbagai alasan teknis seperti NIK dan KK yang ganda.
Untuk itu, ia menyampaikan kepada seluruh Kepala Desa, Lurah dan Camat untuk lebih proaktif dalam proses uji publik. " Libatkan Babinsa dan Kamtibmas untuk proses uji publik di wilayahnya masing-masing”, katanya.
Ia menambahkan, untuk tahap pertama usulan bantuan stimulan perbaikan rumah telah diajukan dengan jumlah rumah yang rusak sebanyak 8.312 unit, Kategori rusak berat sebanyak 1.894 unit, sedang 1.708 unit , dan rusak ringan 4.710 unit.
“Kita terus berupaya agar penambahan data rumah rusak yang disampaikan melalui Posko Kabupaten Kupang bisa terus diakomodir dalam usulan Bupati ke BNPB”, jelasnya.
Sedangkan untuk rencana rehabilitasi dan rekonstruksi Pasca Bencana, dia berharap data seluruh kerusakan sarana prasarana publik dan kerugian materi bisa diselesaikan dalam minggu ini, agar usulan rehabilitasi dan rekonstruksi bisa disampaikan paling lambat minggu depan untuk diproses lebih lanjut oleh BNPB.
“Secara data jumlah masyarakat terdampak sebanyak 8.818 KK atau 14.613 jiwa. Korban jiwa sebanyak 15 orang dengan rincian 12 meninggal 3 hilang dan 26 orang luka-luka. Satu orang masih dirawat di RSUD Soe”, kata dia.
Menurut dia, masih ada 335 KK yang belum kembali ke rumahnya dan ditampung di fasilitas umum lainnya yang dianggap layak.
“Hàrapan kita secepatnya para Pengungsi dapat dikembalikan ke rumahnya atau keluarga masing-masing”, ucap dia.
Lebih jauh ia mengatakan dengam fasilitasi BNPB akses untuk dana tunggu hunian sebesar 50.000/bulan/KK dapat direalisasikan untuk mengurangi dampak korban bencana yang rumahnya hanyut atau hilang maupun dikategorikan rusak berat.
Ia mengstakan, pemerintah telah mempersiapkan skenario Penanganan transisi dari kondisi darurat bencana menuju pasca bencana.
“Kita telah tetapkan keputusan Bupati tentang rencana pemulihan dini dan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.
“Kelengkapan administrasi telah kita siapkan, dan harapannya usulan Bupati Kupang ke Kepala BNPB diajukan dalam waktu dekat”, jelasnya.
Sementara kejadian pergeseran tanah di Batuna desa Tunbaun Kecamatan Amarasi Barat dan desa Oesena kecamatan Amarasi, menyisakan masalah yang harus ditangani.
“Terimakasih tak terhingga kami sampaikan bagi semua yang telah dengan tulus dan iklas memberikan bantuan kepada kami. Kami tidak bisa sebut satu persatu. Bantuan anda sangat berarti”,tutupnya.(mnt/*)