Suasana para pasutri di Paroki Sta. Maria Fatima Taklale
Metronewsntt.com, Oelamaai- Bekeejasama dengan Kementerian Agama Kabupaten Kupang c.q. Seksi Bimas Katolik telah dilaksanakan Kegiatan Pembinaan, Penguatan Moderasi Beragama, dan Transformasi Digital bagi Paslon Suami Istri Katolik di Aula Gereja Paroki St. Maria Fatima Taklale, Sabtu (22/6/2024).
Pada arahan pembukaan Kakan Kemenag, Saturlino Correia menguraikan secara detail ihwal diskursus keluarga yang berkualitas dan urgensitas pembinaan bagi calon keluarga Katolik yang baru. Saturlino menjelaskan juga tentang makna dan kesakralan hidup perkawinan dalam kacamata iman.
“Para calon keluarga Katolik yang baru adalah warga negara serentak warga Gereja. Artinya dalam tanggung jawab kalianlah terletak masa depan bangsa dan gereja. Mengapa ? Karena kalian adalah fundasi pertama dan utama dalam kehidupan berbangsa dan bergereja," tegas Saturlino.
Lanjutnya, "Hidup perkawinan juga sakral sebab Tuhan menghendaki demikian. Jagalalah martabat dan keutuhan hidup berkeluarga. Suami dan istri harus saling mencinta melengkapi hingga akhir dan melihat pasangan sebagai rekan yang sederajat dan sepadan, “ ungkap Kakankemenag.
Selanjutnya Kakan Saturlino memberikan pemahaman secara komprehensif pada point tentang moderasi beragama sebagai salah satu program prioritas Kementerian Agama dan tentang transformasi digital sebagai bekal penting bagi para calon pasangan suami istri katolik.
Hal ini penting sebab keluarga dalam realitas hidup berbangsa dan menggereja akan berhadapan dan menggumuli moderasi beragama dan transformasi digital. Pembinaan dengan dua tema di atas dioandang pas bahkan amat startegis dan relevan bagi persiapan para calon keluarga katolik ke depan.
Tentang “Moderasi beragama" dijelaskna bahwa tidak melihat agama saya baik dan agama lain tidak baik, tidak bersikap ekstrim dan menghargai perbedaan. Sikap moderat harus mulai dari diri sendiri, keluarga dan ke lingkungan sosial yang lebih luas. Kerukunan umat beragama dan sikap toleran bersumber dari sikap ini. Keluarga yang menyiapkan moderasi sejak dini turut menyumbang indeks kerukunan hidup berbangsa.
Selanjutnya tentang transformasi digital sangat erat hubungannya dengan perubahan teknologi komunikasi yang cepat dan masif dan bagai dua sisi mata uang, si mana ada sisi positif dan negatifnya. Kita hidup dalam era transformasi ini. Di satu sisi teknologi memudahkan kita, dan di sisi lain mengikis ikatan emosional, potensi keretakan rumah tangga dll. Sebagai calon ayah dan ibu dalam keluarga katolik harus bijaksana mengambil sikap,” ungkap Kakan Kemenag paada akhir sambutannya.
Kakankemenag berharap agar ke 24 calon pasutri katolik mampu dan tuntas mengikuti kegiatan dari para narasumber yang profesional di bidangnya. Harapan yang sama juga agar calon pasutri katolik juga tetap pertahankan identitas keluarga katolik sejati dengan mampu mengolah tantangan zaman dan menjadi ayah dan ibu yang baik dan berkualitas. (mnt/*)