Pose bersama
Metronewsntt.com, Kupang- Sebanyak 50 peserta mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi ikut pelatihan jurnalis. Kegiatan yang bertajuk “Jurnalis Milenial di Era Digital” kerjasama GMT Institute dan Yayasan Felix Maria Go (YFMG), dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Kupang, Kerukunan Keluarga Toraja Kupang, Provinsi NTT, dan Komunitas “Rumah Kita” Matani berlangsung di Gereja GMIT Ebenheezer Matani, Sabtu (30/9).
Dalam kesempatan itu, Ketua Aliansi Jurnalis Independen Kota Kupang, Djemi Amnifu dalam sambutan pembukaan kegiatan tersebut menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang kepada GMT Institute dan Yayasan Felix Maria Go (YFMG) yang telah memberikan kepercayaan kepada AJI Kota Kupang untuk terlibat aktif dalam kegiatan pelatihan jurnalis.
Ia berharap, melalui pelatihan jurnalis ini semoga kepercayaan yang diberikan ini makin memperkuat kerjasama antara GMT Institute dan Yayasan Felix Maria Go (YFMG) dan AJI Kota Kupang dalam membangun Sumber Daya Manusia di NTT yang handal.
"Sebagai salah satu pilar demokrasi, pers memiliki tanggungjawab besar untuk menjalankan fungsi kontrol dengan tetap independen sebagaimana di amanatkan UU Nomor 40/1999 tentang Pers,. Dan sebagai organisasi profesi jurnalis yang independent, AJI Kota Kupang juga berkomitmen kuat dalam memperjuangkan Tri Panji AJI yaitu memperjuangkan kemerdekaan pers, meningkatkan profesionalisme jurnalis, dan memperjuangkan kesejahteraan jurnalis," jelasnya.
Untuk itu, lanjutnya peserta pelatihan jurnalis boleh berbangga karena mendapat kesempatan emas mengikuti Pelatihan Jurnalis dengan tema Jurnalis Milenial di Era Digital. Kenapa disebut kesempatan emas? Karena “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.
"Ada kata bijak dari Pramoedya Ananta Toer ini sarat makna dan sungguh luar biasa bagi penulis untuk kita ketahui bersama: bahwa menulis bukanlah pekerjaan yang sia-sia. Menulis bukanlah pekerjaan yang harus diremehkan karena menulis adalah bekerja untuk keabadian," katanya.
Maksudnya menulis untuk keabadian? Lanjut Jurnalis senior ini adalah penulis yang selama ini dikenal dan dikenang abadi oleh pembaca dan banyak orang. Karena dengan menulis, seseorang bisa menyampaikan pesan kepada ribuan bahkan jutaan orang."Berbeda dengan berbicara, yang hanya bisa menembus puluhan kepala. Tetapi dengan tulisan bisa menembus jutaan kepala. Itulah kedahsyatan sebuah tulisan. Tanpa suara, hanya rangkaian huruf, namun bisa menembus jutaan kepala bukan hanya dikalangan sendiri, tetapi bisa sampai hingga ke ujung bumi, ke seluruh dunia," ungkapnya.
Sementara itu, Angela Margaritha, (Koordinator Divisi Hukum GMT Institute Jakarta) menyampaikan terima kasih buat AJI , Kerukunan Keluarga Toraja Kupang, Provinsi NTT, dan Komunitas “Rumah Kita” Matani yang telah ikut dalam kegiatan pelatihan jurnalis ini.
Ia mengisahkan, Yayasan Felix Maria Go (YFMG) ini awalnya dirikan oleh 15 saudara, dan Frans Go sendiri merupakan anak ke 11. "Kami (opa dan oma -red) bukan berasal dari keluarga yang berada, tapi dari berkekurangan dalam membesarkan 15 anak tidaklah gampang. Namun opa dan oma berhasil, sehingga melalui benih kebaikan yang mereka tanam hingga akhirnya bulir-bulir kebaikan untuk berbuat bagi orang lain masih ada sampai ke anak-anak," ungkapnya.
Oleh karena itu, melalui misi "Memberikan kepada masyarakat", maka kegiatan pelatihan yang digelar ini adalah salah satunya bagian dari peningkatan SDM pada bidang pendidikan. "Kami sebelumnya telah melakukan kegiatan lain pada bidang kesehatan melalui pelayanan pengobatan gratis bagi masyarakat didaerah pedesaan yakni di Kefa, Soe dan Malaka " ujarnya.
Ia berharap, melalui kegiatan ini dapat menghasilkan output yang bagus melalui karya tulisan yang berdampak positif demi kemajuan pembangunan di daerah ini. " Saya berharap para para peserta dapat memanfaatkan moment ini secara baik melalui kegiatan ini.Apa lagi di era digital saat ini," tutupnya.
Diketahui kegiatan pelatihan jurnalis yang digelar GMT Institute dan Yayasan Felix Maria Go (YFMG), dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Kupang, Kerukunan Keluarga Toraja Kupang, Provinsi NTT, dan Komunitas “Rumah Kita” Matani ini dimeriahkan dengan suguhan tarian budaya Timor yakni " Tari Tenun" dari sanggar tariam "Tamati"" (Taman labang Matani Timor ) oleh penari dari para siswa SD dan SMA tersebut.
Dan juga dalam pelatihan jurnalis tampil sebagai pemateri yakni wartawan seinor Robert Kadang tersebut tidak sekedar sebuah pelatihan biasa, tapi para peserta yang mengikuti pelatihan diberikan penghargaan berupa piagam dari GMT Institute dan Yayasan Felix Maria Go (YFMG).
Selain itu, GMT Institute dan Yayasan Felix Maria Go (YFMG) juga memberikan diaconia bagi pihak gereja yang diserahkan langsung Angela Margaritha, selaki Koordinator Divisi Hukum GMT Institute Jakarta kepada Pdt. Gustaf Amhekan STh./Ketua Majelis Klasis Kupang Tengah GMIT NTT, Pdt. Christina D. Amhekan - Koan, STh./Ketua majelis jemaat GMIT Ebenhaezer Matani. (mnt)