Para wartawan sementara presentase hasil training, Jumat (13/1/2023) di Sotis Hotel
Metronewsntt.com,Kupang- Jurnalis diminta untuk lebih jeli dalam melihat konten berita yang disebar pada media sosial (medsos) yang mencatumkan logo dan nama media tertentu sebelum dipublikasi. Pasalnya, salah satu modus hoaks yang makin banyak digunakan adalah mencatut nama media berita tertentu.
Hal dikatakan Qodriansyah Agam dalam Training Prebunking Google News Initiative,Jumat (13/1).
Kegiatan yang digelar AJI Indonesia bekerjsama dengan AJi Kota Kupang selama dua hari yakni sejak tanggal 12-13 Januari 2023 di Sotis Hotel Kupang, dengan diikuti kurang lebih 20 jurnalis dari berbagai media tersebut.Agam mengatakan cara ini digunakan untuk memanipulasi publik agar lebih mempercayai isi hoaks dan ikut membagikannya.Untuk itu sebagai jurnalis sangatlah perlu melakukan pengecekan fakta atau kebenaran berita tersebut sebelum dipublikasi.
"Jika pernah mendapatkan informasi yang mencantumkan nama dan logo media tertentu, berhati-hatilah. Sebab dalam lima tahun terakhir, secara data menunjukkan sejak 2018 hingga 2022, hoaks dengan mencatut nama media berita kredibelmeningkat tiga kali lipat," kata Agam.
Agam menjelaskan, peningkatan signifikan terjadi pada 2018 ke 2019. Pada 2018, tim pencari fakta hanya menemukan 3 jenis konten,Namun 2019, hoaks yang menggunakan media berita naik signifikan menjadi 16 jenis konten.
"Sebanyak 12 jenis konten di antaranya bertemakan politik. Hal itu bersamaan dengan momentum Pemilihan Umum Legislatif dan
Presiden 2019," Tambahnya. Peningkatan jenis konten hoaks dengan menggunakan media massa juga terjadi pada kurun 2021 hingga 2022..
" Dari data yang dihimpun, jumlahnya dari 20 menjadi 30 jenis konten. Topiknya pun lebih beragam mulai dari tema politik, agama, kesehatan dan lainnya, kendati politik masih mendominasi,"kata Agam. (mnt)