Vinsens Al Hayon
Metronewsntt.com. Kata “rezeki” menjadi topik perbincangan hangat saban hari di masa pandemi ini, terkhusus di kalangan pejuang “kampong tengah,” baik di kota mapun di pelosok desa. Jika berpikir pendek maka semua pejuang tersebut menjastis, bahwa “virus corona” telah merampas reziki mereka. Hal ini terbukti dari perubahan total yang telah terjadi di lapangan pekerjaan. Omset penghasilan untuk makan hari ini menurun bahkan capai angka nol -“kosong melompong.”
Titah “Pemilik Alam” tentang mengais rezeki seperti terealisasi di masa pandemi Covid-19 ini. “Dengan bersusah payah engkau mencari rezeki, dan dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu.” Tanah tempat sandar eksistensi, esensi dan sumber sumber rezeki, serta lahan yang bergelimang kebutuhan “kampong tengah”, kini terblokir wabah maut, virus corona. Bahkan terasa sulit mencari makan di luar rumah di masa pandemi ini.
Gambaran tentang sulitnya mengais rezeki –mencari makan di masa pandemi ini melahirkan dualisme pikir terhadap kelompok “yang punya” dan “tidak punya”. “Yang punya” adalah mereka yang berkecukupan ketersediaan bekal (berpenghasilan tetap) dan “yang tidak punya,” adalah yang tidak cukup bekal dan hanya hidup untuk hari ini. Karena itu mereka harus ke luar rumah, mencari.
Kondisi realistis ini mau diapakan? Tidak bisa dipersalahkan dan jadi ajang melahirkan sikap ikutan seperti sikap iri, cemburu dan sejenisnya. Atau dipandang sebagai peluang untuk saling menantang dan menentang satu terhadap yang lain. Apa yang jadi jalan keluar di situasi pandemi Covid-19 ini bagi “yang tidak punya”?
Patuhi Prokes 5 M, Vaksin dan ikuti alur PPKM
Tatkala Covid-19 diumumkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai pandemi maka pemberlakuan protokol kesehatan (prokes) pun dimulai. Standardpencegahan covid-19 yang harus dipatuhi masyarakat dunia, di antaranya Stay athome, Social distancing (physical distancing), Keep clean (cuci tangan) dan pakai masker.
Akibat lanjut pemberlakuan prokes itu adalah kewajiban untuk hindari kerumunan, Work from home, Doing School From Home (sekolah daring), Living Healthy; konsumsi makanan sehat dan bervitamin, berjemur di matahari untuk meningkatkan imun tubuh, lock down dan perlu ber-APD (Alat Pelindung Diri) lengkap dalam pelayanan sosial dan kesehatan. Terakhir -last but not least adalah keep praying (tetaplah berdoa).
Dengan ketetapan WHO itu, ada kesan kuat bahwa serangan corona virus tidak main-main. Seluruh
kehidupan bisa ia lumpuhkan. Kutu maut yang tidak berwujud ini sempat memusingkan otak para ahli/ pakar di bidang kesehatan, para dokter dan ilumwan serta para ahlibioteknologi dalam mengatasinya.
Wabah ini seperti mau memunahkan spesies manusia di kolong langit ini dan dunia siap menuju kiamat.Mengurangi ketegangan atas situasi mencekam itu, Yuval Noah Harari, hadir dengan opini positifnya yang tertuang dalam tulisan yang berjudul “Dunia setelah Virus Corona,” (dikutip dari Ahmad Tharig (FacebookTweetLinkedInShares 4.7k, 5/4/2020). Ungkapnya, bahwa “badai pasti akan berlalu, umat manusia akan bertahan. Banyak dari kita akan tetap hidup -akan tetapi kita akan tinggal di sebuah dunia yang berbeda.” Ini adalah krisis terbesar yang terjadi pada generasi kita.
Secara realitas “badai” belum berlalu. Dunia yang kita tinggali (seperti agak pasti) adalah dunia yang dihidupi dengan cara baru. Kita harus masuk dalam dunia new normal dengan taat prokes dan segala pemberlakuan panduan - kebijakan yang lain supaya tetap bertahan hidup.
Akan terasa ganjil dan tidak seperti keadaan sebelum new normal, tetapi kita harus hidup sesuai tuntutan era new normal. Misal, di bidang komunikasi sosial, teknologi (digital) memainkan peran penting dan sangat membantu. Bahkan menurut Harari, ”Teknologi yang belum layak uji dan bahkan berbahaya terpaksa dipergunakan, karena memilih untuk diam menyimpan risiko lebih besar.” Ya, maksudnya kita akan tetap di bawah kontrol corona virus.
Bagaimana di bidang ekonomi? Teknologi (digital) juga berperan di sana. Uang bisa dihasilkan dari rumah saja dan rezeki-makanan akan datang sendiri. Hal ini hanya berlaku bagi yang paham teknologi (digital) dan sudah lama membangun jaringan dan siap buka jaringan baru di bidang ini dengan kemahirannya dalam berteknologi. Ini hanya untuk “Yang punya?”
Pertanyaan lanjut, bagaimana dengan pengais rezeki untuk makan hari ini dan yang gaptek? Mereka yang masih menjalani hidup dengan pola sebagaimana sebelum masa new normal. Jumlah mereka banyak dan tersebar di kota, pinggiran kota, luar kota dan banyak sekali yang tinggal jauh bahkan jauh sekali dari kota. Apa yang harus ditanggungkan?
Mungkin mudah menjawab, bahwa “Mereka sudah ditanggungkan pemerintah.” Misalnya melalui Dana BLT dan berbagai bantuan lain, termasuk Dana Bantuan UMKM bagi yang berusaha ( tapi situasi seperti ini bagaimana?). Benar adanya bahwa bagi “Yang tidak punya,” dana bantuan yang disebutkan diatas teramat membantu. Namun semakin ke sini dengan adanya serangan baru dari varian Covid -19, upaya mencari makan di luar rumah untuk hari ini saja, tersasa semakin sulit.
Menjawabi soal mereka, untuk saat ini dan di masa PPKM ini, adalah selain diperhatikan dengan
layanan bantuan-bantuan di atas, dan bantuan solidaritas amal dari sesama yang berkecukupan
bekal serta aneka bentuk sosial caritatis lainnya, para pejuang “kampong tengah” yang cari nafkah di luar rumah hendaknya tetap patuh pada prokes 5 M; Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menhindari Kerumunan dan mengurangi mobilitas (keluar rumah jika perlu).
Jika harus bergerak ke luar rumah, tidak boleh lupa ada PPKM. Jangan lupa pergi ke tempat yang menyiapkan vaksin dan vaksinlah. Semua ini dibuat untuk keselamatan dan kenyamanan mencari rezeki untuk hari ini dan besok sembari terbungkus harapan agar kondisi dunia segera pulih dari wabah virus corona. Ini sebongkah optimisme yang harus terus merasuk ke dalam jiwa.
Yakinkan diri dalam doa, bahwa anda adalah “benih baik” yang sedang dihimpit oleh lalang. Karena itu tetaplah bertahan di tengah himpitan itu dalam pengharapan pada Tuhan, Sang Penguasa alam dan segala kejadian di planet bumi ini. Keadaan kita saat ini akan segera dipulihkan berbarengan dengan usaha kita yang maksimal untuk patuhi prokes, siap vaksin dan jalani PPKM. ***