Kader posyandu saat mengikuti reses anggota DPRD Kota Kupang, Djuneidi Kana
Metronewsntt.com, Kupang---Sejumlah kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) mengeluhkan dana operasional bagi kader Psoyandu.
Keluhan para kader ini terungkap dalam reses yang digelar oleh Anggota DPRD Kota Kuoang, Djuneidi C. Kana dengan dihadiri Dinas Kesehatan Kota Kupang yakni Bidang Data dan Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional dibidang sumber daya kesehatan meliputi kefarmasian, alat kesehatan dan perbengkelan kesehatan rumah tangga (PKRT) serta pengembangan sumber daya manusia kesehatan, d.r. IIksan, dan Dinas Sosial Kota Kupang yang dihadiri Kepala Bidang penanganan fakir miskin yang menangani PKH, BPJS dan Sembako, Kamis (6/2/2025).
Dalam.kesempatan itu, para kader merasa dana operasional Posyandu sangatlah kecil tidak sebanding dengan tugas yang dikerjakan oleh Kader Posyandu. " Dana operasional Posyandu sangat disayangkan dengan apa yang dikerjakan, seperti kadrr diminta untuk membuat kartu bantu bagi setiap warga yang datang.baik itu bumil, ,ibu menyusui, bayi, balita, anak pra sekolah, anak usia sekolah hingga remaja dan Lansia masing-masing sendiri. Sehingga jika jumlah peserta Posyandu mencapai 100 sampai 200 maka sudah pasti jumlah kartu yang dibuta juga banyak harus sesuai jumlah tersebut, dan itupun kami yang usaha sendiri untuk membuatnya," tutur Ketua Posyandu Pola Keluarhan Oepura .Nofli Hendrik.
BeLum.lagi, lanjutnya diminta lagi buat buku registrasi seperti ini, buku laporan , dan SPJ-nya harus rangka empat. Semua ini tentunya membutuhkan dana untuk membuat semua sesuai apa yang diminta, sedangkan dana opersioanl yang diberikan untuk.para kader pertriwulan baru diterima para kader.
Apa lagi diketahui rata-rata kami semua yang menjadi kader adalah ibu rumah tangga yang sudah tentunya memiliki keterbatasan. Sehingga untuk membuat semua itu ada yang bisa tanggung sendiri atau mau berkorban jika ada berkat lebih, jika tidak maka harus patungan. " Ya kalau satu bulan oke saja. Tapi untuk bulan kedua dan seterusnya kita mau mengambil uang dari mana.,""ujarnya.
Hal lain yakni PMT, jdimana Juknisnya yang baru keluar dana sebesar Rp.350.00 untuk PMT. "Apakah dengan dana sebesar itu bisa mendapat bahan baku, sedangkan kader dituntut harus ada pergantian menunya yakni harus ada telur, bubur ayam dan ada sup serta lainya, sedangkan harga bahan baku dipasarkan saja naik seperti telur sekarang setengah rak sudah Rp. 30.000, belum.lagi daging ayam dan ditambah bahan pendukung lain seperti minyak tanah yang saat lagi langka.
" Ya kami berharap persoalan ini memjjad perhatian pemerintah dalam hal dinas keeehatan dan bapak dewan akan apa yang menjadi keluhan atau jeritan para kader Posyandu,agar jangan jadikan kami harus berkorban lagi," pintanya.
Sementara itu, Ketua Kader i Psoyandu Bunga Bakum 1 Kelurahan Oepura, Thersia Umbu Bokamnu mengatakan melalui keluhan dan jeritann para kader kira menjadi perhatian dan bisa mendapat solusinya.
Jika dilihat, katanya kader Posyandu adalah ujung tombak kesehatan bagi pemerintah. Kesehatann tingkat masyarakat semua berjalan bagus, maka sudah tentunya Dinas Kesehatan dianggap berhasil, namun, kenyataannya apa yang dilakukan selama ini oleh kader bekerja dalam kesedihan tanpa air mata, karena apa yang dilakukan seorang ibu tidak akan berkata-kata tapi hanya bisa meneteskan air mata.
" Sejak 2021 para kader diminta menangani PMT, dan diminta untuk swipin serta sebagainya, namun semua itu tentunya perlu didukung dengan dana operasional yang memadai bagi kami para kader sesuai tugas-tugas yang dilakukan," Lanjutnya. Tertapi, selama.ini apa yang diminta isemuanya dikerjakan para kader. Walaupun para kader diminta menandatangani SPPJ kosong.
" Ya kalau menurut pemikiran kami para kader dengan latar belakang kurang jika sudah tanda tangan SPPJ diatas meterai pastinya dana sudah ada, tapi kenyataan tidak ada dana, tetapi kami tetap kerja dengan harus berusaha sedemikian mungkin agar semua berjalan. Hal seperti ini kiranya menjadi perhatian, sebab hal seperti ynag bisa saja membutuhkan kami merasa takut berdampak hukum dan kami.masuk penjara hanya karena tanda tangan SPPJ kosong," ujarnya.
Selaian itu, tambahnya pelaksanaan pekerjaan yang sudah lama dan diganti dengan baru pastinya dananya pun jangan tetap sama, tapi harus ada peningkatan pada dananya , sehingga hal ini juga menjadi perhatian.
" KIranya melalui reses ini apa yang menjadi jeritan para kader bisa disampaikan ke dinas nantinya," harapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Legilator Demokrat ,Djuneidi C. Kana mengatakannya, memang masih banyak persoalan yang ditemukan dilapangan yang dialami para kader Poysyandu. Untuk itu dengan diundang Dinkes dalam. reses kira dapat mendengar sendiri secara langsung agar persoalan ini nantinya diangkat di paripurna sudah diketahui dinas, dan tidak lagi menjadi persoalan baru.
Menaanghapi keluhan tersebuti, Bidang Data dan Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Kupang, dr. Iksan menyampaikan terima kasih kepada para kader Posyandu yang sudah menyampaikan pengeluhan yang dialami para kader..
"Terrima kasih atas keluhan yang sudah disampaikan ini. Melalui keluhan ini sudah sangat membantu kami terutama bagi saya untuk menyampaikan ke. Ibu kadis guna dicari solusinya .Karena mungkin dengan dana Rp. 350.000 dainggap sudah cukup dengan jumlah posyandu yang ada jika dibagi rata,"katanya.
Namun, dari keluhan yang disampaikan para kader Posyandu ini, lanjutnya jika Posyandu anaknya hanya 20 anak tidak mengapa, akan tetapi Posyandu yang jumlah anak mencapai 100 anak maka sudah pasti tidak bisa disama ratakan dana operasional nya . " Dan yang berkaitan SPPJ kosong ini memang kami sudah sampaikan ke komisi IV, bahwa sistem.pembayaran kita ini yang mengalami kesulitan. Sebenarnya bon dulu baru setelah itu SPPJ masuk, tapi sekarang hal yang sama juga dialami kami di dinas.
Ia mencontohkan seperti dibidannya untuk.pelatihan para kader terpaksa harus utang dulu. dan jika tidak dapat maka kader tanda tangan SPPJ kosong dan nanti anggaran keluar baru panggil lagi untuk dibayar kepada kader.
" Sistem.pembayaran LS seperti ini yang terjadi sekarang, dimana SPPJ masuk dulu baru bisa dibayar. Hal ini yang menjadi catatan guna nantinya DPRD bisa disampaikan ke pemerintah untui bisa merubah sistem pembayarannya , mana yang LS, mana yang UP dan mana yang bisa TP agar dapat mengatasi masalah seperti ini. Sangat kasihan para kader sudah berusaha melayani namun harus nombok lagi," harapnya. (mnt)