RD. Gusti Lede Butta didampingi Kepala Seksi Bimas Katolik Kemang Kab Kubapaten Kupang, Yohanes Wassa dalam kegiatan Dialog kerukunan beeahama, Senin (26/8/2024) di Neo Asthon Kupang
Metronewsntt.com-"Sebagai manusia beragama perlu memahami sifat bernegara atau beragama secara baik sehingga apa diharapkan bisa tercapai moderasi secara katolik"
Hal ini disampaikan RD. Agustinus Lede Butta saat membawa materi tentang "Konsep moderasi beragama dalam prespektif ajaran gereja katolik, pada kegiatan dialog kerukunan intern dan moderasi beragama umat Katolik bertema “Bersama membangun gereja yang inklusif dan modern".
Kegiatan yang digelar Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kabupaten Kupang melalui Seksi Bimas Katolik bertempat di Neo Asthon Kupang, Senin (26/8/2024) itu, RD. Gusti mengatakan hidup sadar secara katolik, dalam hal ini hubungan antara agama dan kepercayaan melalui dialog dan refleksi, dimana sebuah dokumen dari Konsili Vatikan Kedua yang diterbitkan pada tahun 1965 atau dalam bahasa Latin, Nostra Aetate Paus Paulus VI pada 28 Oktober 1965 mengatakan gereja dengan tulus menghormati apapun yang dalam agama-agama lain yang dipandang benar dan suci.
"Dan juga Paus Paulus VI pada 21 November 1964 yakni tentang gereja dan relevansinya , dimana misteri gereja sebagai sakramen keselamatan universal ditengah perubahan dunia yang pesat. Serta ensiklik tentang cara gereja melaksanakan misinya di dunia yang disampaikan Paus Paulus IV pada 6 Agustus 1964 ,dialog sebagai suatu cita-cita dan norma yang merupakan sikap baru dalam hubungan dengan agama-agama dan kepercayaan," jelasnya.
Untuk itu, lanjutnya dalam dialog kita bicara dan mendengarkan, memberi dan menerima, tumbuh dan memperkaya sehingga dialog itu bukan sebuah perdebatan yang membenarkan satu hal (agama atau kepercayaan-red) yang paling dianggap paling benar.
"Untuk dialog dibagi dalam beberapa bentuk dialog yakni dialog kehidupan dimana dialog ini adalah kesaksian dan misi melalui kehadiran, pelayanan dan pewartaan," katanya.
Dialog berikut yakni dialog karya yakni tidankan kerjasama dengan orang lain demi pembebasan dan kemajuan umatmu manusia.Dan dialog teologis ini, dimana setiap orang ajak mengagumuli, memperdalam dan memperkaya warisan keagamaan masing-masing demi menyikapi persoalan umat manusia. " Untuk dialog pengalaman keagamaan yakni setiap orang yang berakar dalam tradisi keagamaan saling berbagi pengalaman dalam doa, kontemplasi bahkan dalam pengalaman iman yang mendalam,' ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Bimas Katolik Yohanes F.G.M Wassa sebelum menutuo kegiatan itu, Ia mengatakan patut disyukuri melalui kegiatan ini negara masih memberikan fasilitas bagi umat untuk saling berdialog. Sementara diharapkan melalui kegiatan ini dapat memperkaya untuk berkomitmen membangun suatu komunikasi yang bisa membawa sebuah kebaikan dalam sosial kemasyarakatan nantinya.
" Mari bergandeng tangan membangun suatu perubahan baru dalam menjaga kerukunan beragama didaearah ini terkhususnya di Kabupaten Kupang," harapnya.
Diketahui kegiatan dengan tema “Bersama membangun gereja yang inklusif dan modern" ini dengan tujuan menciptakan ruang dialog yang konstruktif bagi umat katolik dalam rangka memperkuat komitmen terhadap nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan yang moderat
Kegiatan sehari ini menghadirkan pemateri dan narasumber diantaranya Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kupang, Kepala Seksi Bimas Katolik dan RD. Agustinus Lede Butta.
Dan para peserta sebanyak 15 orang yang terdiri dari komunitas katolik Kemenag yang terdiri dari pegawai dan komunitas doa ibu -ibu Katolik. (mnt)