Lokasi TKP
Metronewsntt.com, Flores- Seorang pelajar bernisial TAHB (16) yang masih duduk dibangku pendidikan pada salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Flotim yang statusnya telah ditetapkan menjadi tersangka pembuangan bayi di Desa Lamawohong Kecamatan Solor Barat, Minggu 30 Juni 2024 kini sedang menjalani perawatan medis.
" TAHB telah diberangkatkan ke Larantuka guna menjalani perawatan medis lantaran mengalami ganguan kesehatan pasca persalinan yakni Anemia Post Partum dengan diagnosis Hemoglobin (Hb) 6,4," kata salah seorang petugas kesehatan Puskesmas Ritaebang, Selasa (2/7)/2024) saat dikonfimasi wartawan sekitar pukul 15.30 Wita.
Sementara itu sebelumnya, Kanit Reskrim Polsek Solor, Beni Ton ketika awak media di Polindes Lamawohong, Minggu 30 Juni 2024 mengatakan bahwa untuk sementara pelaku belum bisa di bawah ke Polsek Solor lantaran masih dalam proses pemulihan kesehatan pasca melahirkan.
"Pelaku belum bisa kami lakukan penahanan karena beliau masih dalam pemulihan kesehatan," ujar Kanit Reskrim Beni Ton.
Namun, tambahnya yang bersangkutan (pelaku-red) telah diberangkatkan ke RSUD Larantuka untuk menjalani perawatan medis, tapi pengawasan intensif masih terus dilakukan oleh pihak Kepolisian Flores Timur.
Diketahui teungkapnya kasus ini pasca Kepala Desa Lamawohong bekerja sama dengan Tenaga Kesehatan dari Puskesmas Ritaebang dan Desa mengumpulkan semua perempuan mulai dari usia 15 tahun hingga 49 tahun di Balai Desa, Minggu 30 Juni 2024.
Dihadapan Bidan Koordinator (Bikor) Lodovina Barek, TAHB sambil menangis menyesali perbuatannya itu meriwayatkan dirinya melahirkan sendirian dan nekad menguburkan bayinya sendiri.
"TAHB pada Jumat 28 Juni 2024 malam mengalami sakit perut yang berkepanjangan. Ia pun menahan rasa sakitnya itu dengan tidak memberitahukan kepada anggota keluarganya, sementara tidak ada lagi gerakan bayi dalam kandungannya," ungkap Bikor Evi menirukan pengakuan TAHB.
Keesokan harinya, Sabtu 29 Juni 2024 tepat pukul 10.00 Wita, TAHB bergegas menuju ke semak belukar di belakang rumahnya yang berjarak sekitar 5 meter untuk melahirkan.
"Di balik batu besar, TAHB mengakui bahwa disitulah ia melahirkan sendirian sambil menyenderkan badannya di batu tersebut," sambung Bidan Evi.
Menurut TAHB tak ada tangisan bayi saat ia melahirkan. Selang beberapa menit plasenta bayi tersebut pun keluar dari rahimnya.
"Darah cukup banyak saat ia melahirkan. Ia pun kemudian beristirahat sejenak dan beberapa waktu kemudian ia bergegas menuju ke rumahnya tanpa diketahui anggota keluarga, ia pun membersihan bercak darah pada tubuh dan kainnya yang ia kenakan itu," terang Bikor Evi diamini oleh Nakes Desa, Linda Seran.
TAHB pun kemudian kembali ke tempat ia melahirkan untuk memastikan kondisi bayinya tersebut. Dan menurutnya, bayinya sudah tak bernyawa lagi.
"Ia pun kemudian mengambil tofa di rumah untuk menggali lobang dengan ukuran dalamnya sekitar pergelangan tangannya untuk menguburkan bayi dan plasentanya itu," sambung Bidan Evi yang senior dalam hal menangani persalinan Ibu Hamil ini.
Pasca menguburkan bayi dan plasentanya, TAHB kemudian mengambil batu ukuran agak besar untuk menindih lubang galiannya tersebut.
Batu yang menindih lubang tersebut pun ketika disaksikan awak media saat olah TKP oleh pihak Kepolisian Sektor Solor ada bercak darah di atasnya.
Sementara itu saat ini lokasi TAHB melahirkan dan lokasi penemuan jasad bayi yang tak utuh itu sudah diberikan Police Line.(mnt/donny-01)