Komisi II DPRD sementara melihat kondisi tempat penampungan sapi di RPH
Metronewsntt.com, Kupang- Komisi II DPRD Kota Kupang,secara langsung melakukan pemantauan ke Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yang berada di Bimoku, Kelurahan Lasiana Kecamatan Kelapa Lima-Kota Kupang.Selasa (24/8).
Peninjauan komisi II DPRD Kota Kupang ini dipimpin langsung Ketua Komisi II, Mokrianus Lay bersama Wakil Ketua Roy Ricardus Yonathan dan Sekretaris Komisi Esy Meliana Bire, beserta anggota komisi II diantaranya Djuneidi C.Kana, Roni Lotu, dan Zeyto Ratuarat, dalam rangka melihat secara langsung pelaksanaan pengelolaan RPH tersebut yang sudah mulai beroperasi sejak tanggal 16 Agustus 2021 lalu.
"Dalam pemantauan dan juga sesuai hasil perbincangan dengan pihak dinas dan para tenaga kerja yang berada di RPH Bimoku masih banyak hal yang perlu dibenahi di RPH Bimoku tersebut," kata Mokrianus Lay.
Pada hal menurut legislator asal partai Hanura tersebut pemanfaatan RPH ini sudah berjalan, namun kondisi sarana penunjang seperti yang disampaikan dinas salah satunya masalah air masih menjadi kendala, sebab pompa air yang ada pada sumur di RPH tersebut rusak sehingga dalam memenuhi kebutuhan air untuk proses pembersihan hewan yang sudah disembelih harus dibantu dengan mobil tangki untuk mengisi pada tendon air yang ada di RPH tersebut.
"Selain masalah air masih banyak juga hal lain yang perlu dibenahi di RPH oleh dinas," ujarnya.
Hal senada juga dikatakan, Sekretaris Komisi II, Esy Meliana Bire, bahwa RPH Bimoku ini masih banyak kekurangan yang perlu di benahi. Sebab banyak sekali kekurangan yang ada di RPH Bimoku yang perlu lengkapi guna RPH tersebut dalam pemanfaatannya pun bisa lebih baik.
"RPH Bimoku masih banyak kekurangan yang perlu di perhatikan oleh dinas guna dibenahi secara baik," ujar srikandi asal Partai NasDem tersebut.
Ditambahkan anggota komisi II, Roni Lotu persoalan lain yang perlu jadi perhatian utama di RPH tersebut yakni masalah kebersihan.Karena dalam pemanfaatan RPH ini terlihat proses pembuangan limbah dari kotoran hewan masih belum maksimal.Dimana limbah kotoran hewan yang terlihat dibuang begitu saja sehingga terkesan jorok.
"Selain itu juga masalah air, dimana sesuai penjelasan dinas ada kerusakan pada pompanya," lanjut politisi PKB ini. Namun, perlu dilihat juga jangan sampai pengadaan pompa tapi debit air tidak memungkinkan maka pengadaan pompa air ini tidak bermanfaat.
Sementara anggota komisi II, Djuneidi C. Kana menyampaikan apresiasi kepada pemerintah kota dalam hal dinas peternakan yang telah menindaklanjuti permintaan dewan akan pemindahan RPH dari Oeba ke RPH Bimoku.
"Kami memberi apresiasi kepada dinas teknis yang telah memindahkan RPH yang lama ke RPH Bimoku. Namun, tentunya masih banyak hal butuh pembenahan-pembenahan di RPH Bimoku tersebut," kata legislator Demokrat ini.
Menurutnya, pembenahan di RPH Bimoku perlu menjadi perhatian dinas guna para pengguna RPH ini bisa merasa puas yakni mulai dari keamanannya, manajemennya, dan terakhir masalah kebersihan yakni pengelolaan limbah kotoran sapi dan juga limbah dari sisa pemotongan hewan.
"Pengelolaan limbah kotoran hewan perlu ada koordinasi dengan dinas teknis lain guna limba dari kotoran hewan ini bisa dikelolah secara baik dalam bentuk pupuk, sehingga tidak dibuang begitu saja yang dapat menimbulkan aroma tidak sedap dan juga terkesan jorok," katanya.
Diketahui sesuai penjelasan dari para karyawan yang ditugas di RPH Bimoku mulai beroperasi sejak 16 Agustus 2021 dengan jumlah hewan yang di sembeli di RPH Bimoku perhari kisaran 30-40 ekor sapi.(mnt)