WhatsApp Facebook Google+ Twitter BBM

Reses III DPRD Kota Kupang, Zeyto R.Ratuarat Serap Aspirasi Kelompok Warga Nelayan 

Metronewsntt.com 23-07-2021 || 21:20:48

Zeyto R.Ratuarat saat melakukan reses bersama kelompok nelayan di Kelurahan Oesapa

Metronewsntt.com, Kupang- DPRD Kota Kupang memasuki masa reses III tahun 2020-2021.Masa reses kali ini dengan tetap menerapkan Prokes yakni menggunakan masker, cuci tangan dan jaga jarak ,di manfaatkan betul oleh para anggota DPRD Kota Kupang untuk menyapa konstituennya.
Hal itu seperti yang dilaksanakan oleh Anggota komisi II DPRD Kota Kupang, Zeyto R. Ratuarat.Dalam giat reses, Jumat (23/7) , Legislator Partai Golkar dari daerah pilihan (Dapil) Kecamatan Kelapa Lima-Kota Lama ini berkesempatan mengunjungi masyarakat kampung nelayan di wilayah RT 1/RW 11 Kelurahan Oesapa  Kecamatan Kelapa Lima tempatnya di Kelompok Koperasi Nelayan Bintang Laut Sejathera.


Dalam kesempatan itu digunakan untuk menjaring aspirasi masyarakat sesuai tugas dan fungsinya sebagai wakil rakyat dalam mewujudkan rasa keadilan dan kesejahteraan di bidang pembangunan, pemerintahan, sosial, ekonomi dan lain sebagainya yang menyangkut kehidupan masyarakat.


Didepan masyarakat yang mayoritas Nelayan   yang dihadiri juga secara langsung  Kepala Bidang Perikanan  Tangkap  Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Kupang, Robby Adam, Lurah Oesapa Kiai Kia. Zeyto Ratuarat memaparkan sedikit program dan kebutuhan nelayan serta proses usulan. " Reses kali ini warga nelayan menjadi pilihan karena program usualn melalui Pokir atau Pokok-Pokok Pikiran Anggota DPRD merupakan aspirasi masyarakat yang dititipkan kepada anggota Dewan agar diperjuangkan di pembahasan RAPBD harus dimulai dari bawa.
Oleh karena itu, lanjutnya dengan di mendapat kepercayaan dari Partai Golkar melalui Fraksi Golkar di lembaga DPRD Kota Kupang berada pada Komisi II yang bermitra secara langsung dengan Dinas Perikanan dan Kelautan menjadi peluang besar untuk menangkap hal."  Saat saya melihat usulan kegiatan yang disampaikan Dinas Perikanan dan Kelautan saya perlu diskusi bersama warga nelayan kira-kira kebutuhan yang dibutuhkan warga nelayan guna menjadi masukan melalui bagi kami dalam reses ini," lanjutnya.Jangan sampai saat penetapan APBD dengan melalui  pembahasan RKA untuk selanjutnya  bisa ditetapkan menjadi  APBD kebutuhan akan nelayan tidak terakomodir walupun semua itu disiapkan baik melalui APBN maupun APBD, sebab tidak disampaikan untuk nantinya dibahas DPRD dan Pemerintah akan aspirasi para nelayan.


"Reses bersama warga nelayan ini saya menghadirkan dinas perikanan guna bisa mendengar secara langsung akan kebutuhan yang dibutuhkan oleh para nelayan didaerah  pesisir yang beraad di Dapil ini secara langsung.Belajar dari pengalaman yang saya lihat bersama para warga nelayan  kebutuhan yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, tapi dalam program kegiatan tidak ada," katanya.
Ia mencontohkan, nelayan tidak membutuhkan sarana penangkapan yang besar seperti perahu besar, tapi mereka membutuhkan perahu kecil dan alat tangkap sederhana guna mereka gunakan untuk keberlangsungan hidup keluarga mereka.
Kesempatan yang sama Kepala Bidang Penangkapan Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Kupang, Robby Adam mengatakan semua lebih efektif disaat dialog atau diskusi apa yang menjadi kebutuhan nelayan sesuai yang sudah disampaikan anggota DPRD Kota Kupang bapak Zeyto Ratuarat. "Secara harapan besar kami dari dinas pada reses ini kami dalam kapasitas dan tanggungjawab  berharap banyak dari pak Zeyto guna membackup sebagai mitra pemerintah  di DPRD dalam melaksanakan fungsi pelanggaran, sehingga apa yang menjadi usulan kita ketika sampaikan di tim anggaran pemerintah daerah sepenuh dilaksanakan dengan baik dengan melihat apa menjadi kebutuhan dari para warga nelayan," katanya.


Untuk itu, lanjutnya menjadi hal penting dengan sudah adanya kelompok koperasi nelayan Bintang Laut Sejahtera menjadi salah satu pintu masuk yang luar biasa. Mengapa demikian karena sesuai  aturan dari kementerian semua bantuan diprioritaskan bagi warga nelayan yang sudah berbadan hukum  yakni koperasi.


"Banyak hal yang dapat kita buat dan akses untuk mendapatkannya ketika kita dalam hal ini di Kelurahan Oesapa terlebih khusus kelompok koperasi nelayan Bintang Laut Sejahtera sudah berada dalam satu wadah yang berbadan hukum," ungkapnya.


Oleh karena itu, tambahnya  koperasi nelayan  Bintang Laut Sejahtera benar-benar mengidentifikasi anggotanya yang tergabung dalam koperasi ini benar-benar berprofesi sebagai nelayan murni, dengan harapan kedepan mungkin Kelurahan Oesapa menjadi pioneer bagi warga nelayan lainnya."Ya kalau dimungkinkan kedepan nanti untuk proses bantuan dari dinas  untuk nelayan di wilayah ini melalui satu pintu melalui koperasi yang sudah dibentuk ini dengan catatan menginventarisasi secara baik anggotanya secara baik sekaligus meminimalisir bantuan pemerintah yang sudah salurkan dan menjadi bentuk filter dimasyarakat bahwa apa yang disalurkan baik dari kementerian maupun pemerintah daerah  tepat sasaran akan kebutuhan yang berprofesi sebagai  nelayan melalui koperasi yang berbadan hukum," terangnya.


Sementara itu dalam diskusi, warga nelayan meminta bantuan perlatan tangkap berupa pukat dan mesin serta perahu. mengeluhkan pasca badai Seroja banyak nelayan ekonomi nelayan terganggu banyak masyarakat nelayan  yang kehilangan pekerjaan sebab banyak perahu yang tegelam diterpa badai Seroja ,” keluh Yes Poli.


Ia mengaku, ada perahu teman-teman nelayan rusak dan sudah dibantu untuk perbaiki, namun masih kekurangan pada alat tangkap,sebab biasanya alat tangkap yakni pukat milenium tapi karena badai seroja sehingga saat pukat yang dipakai dalam keberlangsungan hidup pukat yang dipakai adalah pukat senar, sebab harga pukat melenium harganya tidak bisa dijangkau kisaran Rp.3 sampai 4 jutaan.
"Kami sangat bersyukur dengan kelanjutan hidup kami akibat seroja ini dapat dibantu modal melalui koperasi nelayan yang sudah dibentuk ini.Karena kami biasanya bergantung pada koperasi harian yakni kasih siang pagi sudah datang untuk menagih sehingga dengan pengeluhan sudah bisa di dengar secara langsung oleh dinas guna bisa memperhatikan kami para nelayan," tuturnya. 

Kemudian Moses Nggelu  juga mengeluhkan selain bantuan, dirinya juga meminta perhatian akan kondisi nelayan dengan membangun tembok pemecah gelombang diwilayah lokasi bakau guna saat badai bisa dijadikan tempat nelayan mengamankan perahu mereka.


"Apa artinya bantuan yang banyak, tapi saat musim barat datang kami hanya bisa berdiri dan melihatnya jika selamat kami bersyukur tapi  kalau hancur  kami hanya bisa menangis, karena tidak ada tempat pengamanan perahu para nelayann, sebab laut kami terbuka ," lanjutnya.Saat ini teman nelayan banyak yang sudah tidak.modal sebab semua perahu, mesin dan penangkapan sudah hancur dan terbawa gelombang oleh badai seroja.


"Untuk buat satu perahu biayanya memcapai 30 sampai 40 jutaan, lalu baru dipakai satu bulan dan hancur akibat badai atau gelombang pasang akibat tidak ada tepat pengaman perahu maka hanya bisa menangis," ujarnya.


Selain itu, juga tambahnya kiranya ada bantuan pelampung sebagai tanda, sebab ada dua bagan yang ada ditengah laut.Karena jika pukat melinium yang dipakai nyangkut maka sudah jelas harus dipotong, sedangkan harga pukat ini cukup mahal." Ya saya berharap bantuan ini melalui koperasi tapi secara induvidu sehingga tidak menimbulkan kecurigaan atau bahasa yang tidak baik diantara sesama nelayan," pintanya.


Sedangkan ketua Kelompok Koperasi Nelayan Bintang Laut Sejathera, Yoakim Malli mengatakan, pasca seroja banyak hasil tangkap nelayan menurun sebab badai seroja yang menerpa banyak tempat tempat ikan untuk berkembang biak pada rusak.Sehingga kiranya menjadi perhatian dinas dapat membantu rumpung dasar tidak terlalu besar dan harganya pun tidak terlalu mahal hanya mencapai Rp.3 juataan, guna bisa dipasang agar dapat melestarikan ikan-ikan  terlebih ikan karang.(mnt)

 

 


Baca juga :

Related Post