Pose bersama.para peserta lomba dan Pastor Paroki,, Romo Simon Tamelab
Metronewsntt.com,Kupang Pastor Paroki Santo Fransiskus Asissi Kolhua Keuskupan Agung Kupang RD Frederikus Simon Tamelab, Pr membuka secara resmi Lomba Pengucapan Doa Salam Maria (Tabe Maria) dalam Bahasa Dawan.
Lomba yang baru pertama kali digelar itu, berlangsung sehari Jumat, (28/5) kemarin di Kapela Santu Agustinus Bello.
Pada kesempatan itu Romo Simon mengatakan, Bunda Maria sebagai Bunda Tuhan dan Bunda gereja merupakan tokoh sentral yang mau mendengar dan mengikuti kehendak Tuhan dalam peranannya menghadirkan juga tokoh sentral yakni Yesus Kristus dalam iman umat Katolik. Sehingga keteladanan Bunda Maria perlu juga menjadi panutan iman umat Paroki Kolhua khususnya Umat Stasi Bello dalam keseharian hidup bermasyarakat.
"Bunda Maria dalam Gereja sangat istimewa, Bunda Maria memiliki peranan penting sebagai tokoh sentral untuk menghadirkan juga tokoh sentral Yesus Kristus. Karenanya Ia sangat dihormati yang melahirkan Yesus Sang Mesias", tandasnya.
Lebih Lanjut Romo Simon berpesan kepada segenap pengurus stasi Bello, agar ke depan lomba ini mesti dipersiapkan lebih matang lagi sehingga bisa melibatkan umat dari Kelompok Umat Basis lainnya.
Sementara itu Ketua Stasi Bello melalui Sekretaris Stasi Kaytanus Korbafo menyatakan mendukung penuh setiap upaya pengurus dan umat KUB dalam rangka membina dan menumbuhkan iman Umat.
"Khususnya anak-anak meskipun kecil tetapi mesti menjadi kunang-kunang kecil dalam menerangi setiap kegelapan malam atau menjadi semangat dalam membangun iman umat", kata Korbafo.
Di tempat yang sama atasnama Panitia, Robertus Fidianto selaku Ketua Kelompok Umat Basis Maria Virgo Bello menyampaikan permohonan maaf karena, lomba ini baru pertama kali digelar, sehingga banyak keterbatasan dan kekuarangan dalam pelaksanaan. Namun demikian menurut ASN pada Kantor Depag NTT itu. Bahawa dalam upaya pembinaan iman umat lebih khusus di kalangan anak dan remeja adalah lumrah ketika iman sejalan atau tak meninggalkan budaya lokal sebagai upaya melestarikan budaya gereja.
"Sehingga bagaimana upaya kita pengurus KUB agar pengembangan Iman umat dihayati melalui budaya setempat sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam Iman Katolik", terang Fidianto.(mnt/*)