DPRD Kota Kupang, Diana Bire
Metronewsntt.com, Kupang- Sesuai harapan Pemerintah Pusat agar di tahun 2024 mendatang angka stunting dapat menurun sesuai target diharapkan di semua daerah di Indonesia.
Sesuai harapan tersebut, anggota DPRD Kota Kupang mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang guna dapat memberikan perhatian serius dalam penanganan kasus gangguan tumbuh kembang anak akibat kurang gizi kronis atau yang lebih dikenal dengan sebutan stunting di daerah tersebut
" Secara angka kasus stunting secara data menunjukan NTT paling tinggi, sehingga hal ini perlu perhatian serius dari pemerintah daerah baik dari sisi anggaran dan juga edukasi," kata anggota komisi IV DPRD Kota Kupang Diana Bire kepada Metronewsntt.com, Senin (10/5).
Artinya, lanjut srikandi asal Partai Hanura tersebut upaya pencegahan melalui program dan kegatan dari pemerintah dalam hal dinas kesehatan untuk ibu hamil (bumil) dan anak usia dini ( AUD) harus di anggarkan secara baik, guna proses tahapan pelaksanaan dapat berjalan secara baik. " Kami dari komisi IV yang bermitra dengan dinas kesehatan tentunya kembali mengingatkan agar hal ini menjadi perhatian serius dalam semua proses tahapnya yakni mulai tahap sosialisasi, makanan tambahan bagi Bumil dan juga bayi malalui posyandu dapat terlaksana dengan baik," katanya.
Apa lagi, katanya dengan kondisi.pandemi Covid-19 saat ini tentunya akan mempengaruhi semua sektor termasuk sektor ekonomi keluarga, untuk itu anak adalah invenstasi sumber daya manusia tentunya memerlukannya perhatian terutama kacakupan status gizinya baik itu setelah lahir mapun masih dalam kandungan." Semua ini tentunya demi tumbuh kembang anak, sehingga hal ini perlu menjadi perhatian pemerintah dalam pencegahan stunting di kota ini," tutupnya
Sementara itu, dalam kunjungan menteri Menko PMK, Prof. Muhadjir Effendy beberapa waktu lalu di Kelurahan Lasianan memberikan apresiasi terhadap upaya penanganan stunting di NTT. Menurutnya angka penurunan stunting di NTT sudah cukup bagus, dari yang sebelumnya 35 persen turun hingga 24,2 persen. Dia yakin pemerintah dan masyarakat di NTT akan bisa menangani masalah stunting ini. “Mudah-mudahan tahun 2024 mendatang angkanya semakin turun sesuai target Presiden mencapai 14 persen,” tambahnya.
Oleh karena itu, Ia berharap pentingnya sinergi bersama seluruh pihak baik pemerintah, lembaga masyarakat, dunia usaha, hingga masyarakat luas dalam memenuhi gizi anak dan mencegah stunting, mengingat anak adalah harapan bangsa dan tanggungjawab bersama.(mnt)