Direktur GMT Institute Fransiscus Go
Metronewsntt.com, Kupang- 2 Oktober 2023, sebagai momentum bangsa Indonesia memperingati sebagai Hari Batik Nasional adalah satu upaya dalam membangkitkan semangat dalam mencintai produk lokal dan sekaligus dalam rangka mewujudkan perekonomian nasional yang kuat.
Khusus untuk NTT, dalam mencintai produk lokal dan sekaligus membangkitkan sektor UMKM, dalam rangka mewujudkan perekonomian daerah yakni dengan masih tetap menjadi penggunaan kain tenun bagi ASN adalah wujud kecintaan Penjabat Gubernur Ayodhia Kalake dalam mempertahankan kearifan lokal yang menjadi kebanggaan daerah. " penggunaan kain tenun adalah kebanggaan kita semua. Kita akan tetap pakai dan gunakan," kata Ayodhia Kalake pada mengikuti silaturahmi bersama DPRD Provinsi NTT beberapa waktu lalu.
Hal ini mendapat apresiasi dari Direktur GMT Institute Fransiscus Go, karena dengan tetap mempertahankan penggunaan kain tenun tradisional sebagai kearifan lokal masyarakat ini sebagai upaya membangkitkan sektor UMKM,
Menurut CEO GMT Institute, apa yang masih tetap dipertahankan ini adalah bukti keberpihakan Pak Ody pada pelaku UMKM dalam mendorong pertumbuhan ekonomi mikro di NTT.
" Tenun NTT bukan hanya seutas benang lalu dirajut menjadi kain. Tetapi tenun NTT merupakan cerminan dari kearifan lokal dan kekayaan, serta tradisi masyarakatnya. Karena itu,memberdayakan pengrajin tenun ikat NTT agar bisa bertahan melawan badai krisis yang saat ini tengah melanda semua negara, merupakan langkah konkrit yang harus didukung," jelas Frans Go sapaan akrabnya, saat dimintai tanggap soal penggunaan kain tenun tradisional NTT, di Hari Batik Nasional, Senin (2/10).
Frans Go concer pada masalah ekonomi, pendidikan, ketenagakerjaan dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) itu, lebih jauh mengatakan ekonomi dunia dan nasional bakalan akan lebih sulit sampai tahun 2024 mendatang. Hal ini dapat di lihat minimnya pertumbuhan industri yang menyerap tenaga kerja. Jadi, salah satu "obat" berdayakan ekonomi kecil mikro untuk bertahan melawan badai krisis, perputaran uang di masyarakat harus terjaga, tanpa perlu menunggu bantuan dari pusat.
"Uang harus beredar, dengan cara berdayakan ekonomi rakyat. Caranya, pakai produk lokal, kurangi ketergantunagn bahan import. Kampanye pakai produk lokal. Pakai produk pangan alternative sangat cocok saat ini. Pemda, hotel dan lainnya, usahakan pakai produk pangan lokal. Kurangi beli produk makanan dari bahan impor," tandas pengusaha asal Timor yang sukses berkiprah di Jakarta itu. (mnt)