WhatsApp Facebook Google+ Twitter BBM

ARGENTINA BERI “KEY POINTS” UNTUK TIMNAS INDONESIA

Metronewsntt.com 22-06-2023 || 11:12:09

(oleh Al Hayon Vinsens)

(Catatan lepas Pasca Laga  FIFA MAthcday)

Metronewsntt.com- HARAM  hukumnya bicara tentang level atau rangking tatkala menyaksikan laga FIFA Matchday Indonesia Vs Argentina, Senin, 19 Juni 2023. Adalah lebih baik bermakna jika kita menyoroti metode bermain dan gaya bermain bermainan yang diperagakan oleh tim nomor satu dunia itu. 
Laga malam itu sangat menawan. Permainan yang dipertontonkan berkelas. Di pihak tim Albiceleste, walau tidak selengkap tim Pildun Qatar 2022, namun cara olah bola yang dipertontonkan di Stadion GBK masih pada patron yang sama seperti di Pildun Qatar 2022 lalu. 


Yang kurang dan sangat menonjol adalah tidak tersaji liukan dan kelincahan mengolah bola dari Messi, si mega bintang, dan pemain bergelar GOAT. Operan-operan terukur dari Rodrigo De Paul, dan kecekatan berlari bak kijang sembari menggiring bola di sisi lapangan milik Angel Di Maria. 


Satu lagi, tidak terlihat mata dan tertangkap kamera pada laga malam itu adalah si “palang pembatas tangguh” dalam sosok Nicolas Otamendi. 
Walau ketiadaan beberapa personil di World Class Match malam itu, tetap saja Timnas Argentina yang merumput di Stadion Utama GBK, solid dan menunjukkan kelasnya. Mereka menguasai pertandingan walau kesulitan membobol gawang Timnas Indonesia pada menit-menit awal. 
Terlihat jelas Tim Albiceleste memburu kemenangan di menit-menit awal laga dengan umpan satu dua dan andalkan kelicahan individu tetapi kesulitan, karena pertahanan Timnas Indonesia sigap untuk aneka taktik dan teknik individu dari Tim Albiceleste. 
Barulah pada menit ke 38 tendangan ‘torpedo’ dari Leandro Paredes merobek gawang Timnas Indonesia yang dikawal Ernando Ari Sutaryadi.  Kemudian pada menit ke-58 babak kedua, sundulan Cristian Romero menambah perbendaharaan gol Timnas Argentina. Indonesia: 0 dan Argetina: 2. 


Walau Timnas Indonesia kalah malam itu, harus dikenang dan dicatat, bahwa dua tim hebat telah mengukir sejarah untuk persepakbolaan tanah air di Stadion Utama GMK, dan disaksikan oleh 60 ribuan pasang mata secara langsung dan tidak terhitung jutaan bahkan miliaran mata di seantero jagat, yang menyaksikan secara tidak langsung melalui media digital. 


Usai laga, dengan mudah akan ada ‘litania koment’ dari penonton, penggemar, para maniak bola, pengamat professional, amatiran dan juga penggemar bla di kapung. 


Dikutip dari media online, tentang permainan Tim Garuda, Scaloni sebagai pelatih Timnas Argentina hanya berakata begini: “Tidak ada saran (untuk Indonesia). Mereka sudah bermain bagus.” Ia memilih fokus mengomentari tim yang diasuhnya usai laga tersebut.”  


Bagaimana masing-masing kita (penyaksi langsung maupun tidak langsung), sudah pasti punya pendapat sendiri-sendiri. Berikut ini ada pertanyaan: “Apa ‘key Points’ dari permainan tim Argentina yang harus diambil timnas Indonesia untuk maju dalam bola kaki ?”  


Hemat saya, ada beberapa hal berikut: “Merebut dan menguasai bola, kecepatan dan  ketepatan,” (dalam arti luas). Hal lainya adalah  punya ‘body crash’. 
Deskripsi praksis dari “Key Points” itu seperti ini: Ketika kehilangan bola (seperti para pemain Argentina) segera dengan berbagai cara (tidak melanggar aturan permainan) merebut dan menguasai bola dan mengendalikan permainan. Bola harus segera direbut dan dikuasai (menjadi milik tim) lalu mengatur serangan berikutnya.


Selanjutnya Tim Albiceleste memeragakan “kecepatan” (berlari, berpikir, mengumpan, mengambil posisi, membuka ruang, menjemput bola, mengoper, dll) dan “ketepatan” (mengarahkan bola, mengover, mencover, bergerak, mengambil posisi, menahan bola, menyundul dll), setelahnya disajikanlah suatu langgam (permainan) yang elegan memukau. 


“Key points” di atas harus jadi milik timnas kita, dan diperkuat lagi dengan pertanyaan lain seperti ini: Mengapa prinsip “Menyerang adalah bertahan yang baik, hanya dipertontonkan Tim Argentina?” 
Prinsip ini jika sudah menjadi pola dan sikap tim maka keluwesan dan kegembiraan dalam bermain akan memukau, dinikmati dan berbuah kemenangan. 
Walau Tim Garuda menerapkan prinspi sebaliknya: “Bertahan adalah menyerang terbaik”, dan gagal berbuah gol. Tetap dua jempol diacungkan. Proficiat Timnas Indonesia.*

 


Baca juga :

Related Post