WhatsApp Facebook Google+ Twitter BBM

Ketua NFA : Sinergi dan Kolaborasi Mewujudkan Merdeka Pangan

Metronewsntt.com 12-08-2023 || 20:23:17

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi di dampingi Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTT Julie Sutrisno Laiskodat dan Penjabat Wali Kota Kupang George M. Hadjoh saat memotong tumpeng HUT NFA Ke-2 di Alun-Alun Kantor Gubernur NTT, Sabtu (12/8/2023) siang.

Metronewantt.com, Kupang- Sinergi dan kolaborasi di antara unsur menjadi hal yang  penting dalam membangun tata kelola pangan yang kuat dan berkelanjutan.

Untuk  itu, sinergi dan kolaborasi di antara unsur yang dikenal dengan sinergi pentahelix dan menjadi spirit utama Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) dalam menjalankan fungsi dan perannya mengorkestrasi tata kelola pangan nasional. " Hari ini kita memaknai dua tahun NFA sebagai sebuah momentum dalam membangun sinergi dan kolaborasi mewujudkan merdeka pangan. Pada saat yang bersamaan dengan bulan kemerdekaan Republik Indonesia, ini waktunya bagi kita hand in hand menguatkan ketahanan pangan, menghadapi ancaman krisis pangan, mengantisipasi dampak El Nino dengan mengoptimalkan potensi dan sumber daya pangan lokal kita.” kata Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi dalam sambutannya  pada perayaan puncak Hari Ulang Tahun NFA ke-2 yang dilangsungkan di Halaman Kantor Gubernur NTT di Kupang, pada Sabtu (12/8).

Oleh  karena itu, kata Arief salah satu alasan dipilihnya NTT sebagai lokasi puncak perayaan HUT ke-2 NFA untuk memberi pesan kepada masyarakat bahwa merdeka pangan dimulai dari membangun kecintaan terhadap pangan lokal. Seperti diketahui, sorgum dan jagung merupakan komoditas pangan lokal yang menjadi unggulan NTT, dan dalam kesempatan tersebut salah satu kuliner lokal yaitu jagung bose diperkenalkan melalui kegiatan sarapan bersama masyarakat Kupang dan sekitarnya. Jagung bose merupakan olahan jagung berupa bubur jagung yang ditambahkan isian sei sapi dan ikan yang dilengkapi sayur daun kelor serta jus buah segar.

Arief menyampaikan, melalui momentum ini NFA  juga  menyerahkan bantuan pangan untuk 725 Keluarga Risiko Stunting (KRS) yang berdomisili di Kupang dengan paket bantuan berupa 1 kg daging ayam beku dan 10 butir telur ayam. Seperti diketahui, bantuan pangan ini merupakan penugasan pemerintah melalui NFA, di mana pengelolaan dan pendistribusiannya dilaksanakan oleh ID FOOD dan PT Pos Indonesia. Secara nasional, total bantuan pangan daging ayam dan telur ayam tersebut menyasar 1,4 juta KRS di 7 (tujuh) provinsi dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi. 

Selain NTT, 6 provinsi lainnya yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Barat, dan Sumatera Utara. Bantuan ini sangat dibutuhkan masyarakat untuk menekan angka stunting dan menurunkan kerawanan pangan dan gizi melalui pemenuhan sumber protein untuk perbaikan gizi. Pada saat yang sama, bantuan yang tersalurkan tersebut merupakan produk petani/peternak dalam negeri dan menjadi bagian dari hilirisasi pangan sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, dengan mengoptimalkan peran BUMN di bidang pangan.

" NFA juga berfokus menjaga daya beli masyarakat dan mengendalikan inflasi pangan melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) denga  melibatkan  berbagai stakeholder seperti BUMN Pangan, BUMD, asosiasi, dan pelaku usaha pangan menggelar GPM dengan menyediakan berbagai bahan pangan dengan harga yang terjangkau. Perum Bulog menyediakan beras SPHP hingga 9 kontainer dengan total 225 ton digelontorkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan untuk komoditas minyak goreng MinyaKita, ID FOOD menyediakan tidak kurang dari 15 ribu liter kemasan MinyaKita. Selain itu, berbagai komoditas pangan lainnya juga menjadi pilihan warga Kupang yang disediakan oleh berbagai pelaku usaha pangan.

Menurut Arief, rangkaian kegiatan tersebut merepresentasikan cakupan fungsi NFA mulai dari ketersediaan dan stabilitas pangan, kerawanan pangan dan gizi, serta penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan berdasarkan Perpres 66 tahun 2021 tentang Badan Pangan Nasional.

“Dari NTT kita membawa semangat merdeka pangan sebagai momentum membangun sinergi dan kolaborasi yang kuat sehingga berbagai tantangan pangan dapat kita atasi bersama, pandemi, ancaman krisis pangan, konflik geopolitik, hingga El Nino merupakan serangkaian tantangan di sektor pangan yang tidak akan bisa diselesaikan hanya oleh NFA. Butuh keterlibatan kita semua untuk mengatasinya.” pungkas Arief.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur NTT Viktor B Laiskodat  mengapresiasi berbagai kegiatan NFA yang digelar di wilayahnya, “Saya berharap ini menjadi momentum untuk memajukan pangan kita melalui kolaborasi yang kuat antara pemerintah NTT dengan Badan Pangan Nasional.” ungkapnya.

 Ia juga mengapresiasi Badan Pangan Nasional yang mendorong konsumsi protein serta mengampanyekan penganekaragaman pangan.

“Pangan kita harus didorong protein, jangan didorong karbohidrat. Karena itu saya mengapresiasi Badan Pangan Nasional yang kampanyekan makan protein, karena sumber pangan kita kaya, beragam pangan kita punya. Ini penting karena pangan itu mengatur generasi masa depan.” ujar  Viktor. (mnt)


Baca juga :

Related Post