Ilustrasi mobil Angkot
Metronewsntt.com, Kupang- Lemahnya perekonomian akibat penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 disemua daerah termasuk Kota Kupang belum lama ini, membuat pendapatan para sopir Angkutan Kota (Angkot) merosot jauh.
Namun kini sudah mulai membaik sejak adanya kebijakan pemerintah dengan menurunkan PPKM level 4 ke PPKM level 3. Hal ini terbukti melalui perbincangan salah satu sopir Angkot lampu 10 , Rian Lewar (21) kepada Metronewsntt.com, Kamis (30/9) sore pukul 18 :28 Wita.
Laki-laki berkulit hitam ini menuturkan kondisi saat ini sudah mulai membaik dengan penurunan PPKM level 4, dimana pendapatan Angkot yang sebelumnya merosot kini sudah bisa membaik.
"Dengan masih berlakunya PPKM level 4 omzet kami merosot.Untuk omzet perhari kami hanya bisa dapat Rp.80.000 hingga Rp.90.000 dengan jumlah penumpang hanya 6 orang," lanjutnya. Walupun sudah mengatur ret sedemikian, namun tetap omzet yang di dapat tidak mencapai Rp.200.000, sebab mobilitas masyarakat dibatasi dan juga sekolah dilibur.
"Ya kalau untuk kondisi sekarang sudah sedikit membaik yakni perhari bisa memperoleh omzet Rp.350.000 itu pendapatan kotor," ujarnya dengan senyuman.
Ia merincikannya dari Rp.350.000 itu, maka untuk pemotongan BBM Rp.150.000, maka dengan sisa Rp.150.000 distor ke pemilik Angkot dan sisa Rp.50.000 untuk kebutuhan makan dan rokok dan juga bayar retribusi terminal.
"Kami setiap hari harus keluarkan biaya retribusi Rp.12.000 perhari.Karena untuk retribusikami harus bayar dua yakni retribusi terminal perhari Rp.10.000 dan retribusi pos Rp.2.000.Untuk kami berharap pemerintah dapat menurunkan standar biaya retribusi terminal dari Rp.10.000 perhari menjadi Rp.5.000," pintanya. (mnt)